Sabtu, 17 Februari 2018

Madrasah Relawan Regional Riau (Muda Menebar Mamfaat)


Madrasah relawan adalah kegiatan sosial dibawah naungan Laznas Dewan Dakwah. Madrasah relawan secara nasional telah dilakukan kali ke enam di berbagai provinsi di Indonesia. Pada tahun 2018 ini, Riau secara perdana melaksanakan program Madrasah Relawan. Selain di Riau ada 8 provinsi lainnya yang juga mengadakan kegiatan serupa yakni, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Barat, Lampung, Banten, Bali dan NTT. Kegiatan madrasah relawan dilaksanakan secara serentak di 9 provinsi pada tanggal 8-11 Februari 2018 yang bertempat di desa yang menjadi target kegiatan di masing-masing provinsi.


Muda menebar manfaat adalah tema yang diusung pada kegiatan madrasah relawan tahun ini. Hal ini sangat sesuai dengan target pelaksanaan Madrasah Relawan dimana peserta dari kegiatan ini adalah anak muda dengan keinginan untuk menebar kebaikan. Menjadi salah satu peserta di Madrasah Relawan pertama di Riau memberi saya rasa senang karena disatu sisi saya bisa bergabung dengan teman-teman yang se-visi untuk berbagi kebaikan, namun disisi lain juga sekaligus sedih karena ternyata disekeliling kita banyak saudara kita yang membutuhkan pertolongan.
.

Pelaksanaan Madrasah relawan regional Riau bertempat di desa Bukit Jamin, Kelurahan Tuah Negeri, kecamatan tenayan raya, Pekanbaru. Saya pribadi baru pertama kali menjejakan kaki didesa ini. Terletak tidak jauh dari pusat kota Pekanbaru, desa ini memberi gambaran berbeda tentang wajah Pekanbaru yang biasa kita kenal. Syukur saya panjatkan karena dengan adanya kegiatan Madrasah Relawan ini, saya bisa bisa sampai disana dan berbaur dengan masyarakatnya. Desa ini unik, secara umum dapat saya gambarkan bahwa desa ini berbeda dari kebanyakan desa di Pekanbaru. Mungkin kita mengenal Pekanbaru sebagai daerah dataran rendah dengan jalanan yang datar. Namun didesa ini kita akan menjumpai jalanan yang turun naik serta berbukit. Komposisi tanahnya secara umum adalah liat sehingga tidak heran kalau sebagian besar mata pencaharian penduduk di desa Bukit Jamin adalah pembuat batu bata. Nama desa ini pun unik ketika kami tanya tentang asal usul penamaan “Jamin” masyarakat sekitar mengatakan penamaan desa ini disebut sebagai Jamin karena sebagian besar penduduk disana adalah pendatang dari  Jawa dan Minang, jadi Jamin berarti singkatan “Jawa Minang”. Walaupun secara konteksnya juga terdapat suku lainnya yang mendiami desa ini yakni nias dan batak.
.

Tidak lengkap rasanya jika saya tidak menceritakan kisah perjalanan kami di desa Bukit Jamin. Selama 4 hari melaksanakan kegiatan Madrasah relawan kami belajar banyak hal mulai dari pelatihan relawan, focus grup discussion, team building, motivasi, hingga rihlah. Namun sesungguhnya secara tidak langsung kami diajarkan lebih banyak hal tentang makna hidup. Masyarakat disini nampaknya begitu legowo untuk menjalani kehidupan. Dataran liat yang mereka tempati dengan jalanan turun naik tidak menyurutkan semangat ana-anak untuk tetap bersekolah. Di desa ini tidak ada satupun berdiri bangunan sekolah. Untuk sekolah baik di jenjang SD sampai SMA anak-anak harus mengendarai kenderaan keluar kampung. Melewati jalan yang begelombang, turun naik serta berbukit. Alhamdulillah kegiatan Madrasah Relawan juga membantu masyarakat dalam pengadaan air bersih dan MCK. Di desa ini jarang sekali masyarakat yang mempunyai MCK pribadi di rumahnya. Untuk mandi, cuci piring dan menyuci baju pun beberapa warga harus menumpang kerumah tetangga. Warga mengatakan kalau bantuan pengadaan air bersih sudah pernah ada tapi tidak mencukupi untuk keseluruhan kebutuhan warga. Alhamdulillah di tahun 2013 listrik sudah mulai dirasakan masyarakat hingga saat ini, sebelumnya listrik masyarakat bergantung pada mesin ginset dan lampu minyak tanah.

.
Selama pelaksanaan kegiatan Madrasah Relawan di desa Bukit Jamin, kami bersama sama saling berbagi tugas, membantu masyarakat dalam membangun MCK dan sumur bor. Dilain waktu kami bersama-sama mengajar anak-anak mengaji di musholla, mengadakan edukasi PHBS (pola hidup bersih dan sehat) kepada masyarakat sekitar, mengadakan pengobatan gratis yang bekerjasama dengan pihak kesehatan, fun games untuk anak-anak, dan lain kegiatan lainnya.



.
Kami berkesempatan untuk berbaur langsung dengan masyarakat, bercerita dan lebih banyak mendengarkan. Menjadi pendengar yang baik untuk setiap alur cerita yang disampaikan. Mendengarkan keluh kesah mereka untuk lebih diperhatikan. Akses jalan yang buruk mrnjadi topik utama setiap kali kami menanyakan apa hal utama yang dibutuhkan masyarakat. Keinginan masyarakat untuk mempunyai akses jalan yang memadai menjadi harapan di setiap ujung pembicaraan. Mereka juga bercerita tentang fluktuasinya harga batu bata yang mereka hasilkan. Bayangkan saja ketika harganya sedang turun harga satu keping batu bata hanya dihargai 250,00 perak. Harga ini ditentukan oleh pihak pemborong. Namun, hal luar biasa yang saya lihat di desa ini adalah rasa semangat untuk terus berjuang demi keluarga. Baik kepala keluarga (Bapak) bekerja di lumbung batu bata begitupun ibu juga membantu suami bekerja di lumbung setelah mengurus rumah. Begitulah hari-hari dijalani dengan tetap diiringi derai tawa anak-anak. Hal utama yang saya petik dari kehidupan di desa ini adalah tentang rasa syukur dan tetap berusaha melakukan yang terbaik. Insya Allah selama satu tahun kedepan desa Bukit Jamin akan menjadi desa binaan untuk penyelenggaraan kegiatan Madrasah Relawan Riau, doakan kami supaya bisa mengemban amanah dan bermamfaat bagi sesama. Aamiin.



Kampar, 17 Februari 2018

Minggu, 17 April 2016

Belajar Dari Manapun

Pengajaran dapat datang dari siapa saja, dari seorang filsuf, pemuka masyarakat, orang orang masyhur, sampai rakyat rakyat jelata maupun mahkluk-makhluk Tuhan lainnya.

Pagi ini, seekor ayam jantan sedang mengais ngais rumput dihalaman, ditengah hujan gerimis, bulu bulunya basah, kokok nya sunyi. Semenjak tadi ayam itu masih saja setia dengan aktifitasnya, biasanya hewan sebangsa unggas ini akan memilih berteduh dari butiran hujan yang menerpa. Namun, ayam itu tetap berusaha dibawah rinai rinainya. Seketika aku merasa iba kepadanya. Aku berjalan kedalam rumah lalu membawa sekepal nasi hangat di genggaman. Kulemparkan nasi itu kearahnya. Ayam itu tersentak kaget seraya menyingkir beberapa langkah, kemudian mendekati gumpalan nasi itu. Satu hal yang membuatku terkejut, sebelum mematuki nasi itu dia sekilas menatapku lalu berkokok ringan senada "Terima kasih"  katanya padaku.

Kadangkala beberapa hal terasa musykil namun benar adanya. Lain waktu ketika kita menatap iring iringan semut di dinding, di tanah, atau dimanapun kamu menjumpainya. Mereka begitu hidup rukun dan tentram. Bergotong royong, bahu membahu dalam sebagian besar urusan. Di lain kesempatan kamu bisa melihat cicak, yang dengan sabarnya, dia menetap di dinding rumah menunggu datangnya mangsa. Lalu suatu waktu ketika dia yang menjadi mangsa, dengan lihai dia mampu menipu pemangsanya.

Begitupun dengan anjing dan kucing. Kedua hewan ini tahu benar cara berterima kasih. Dengan sigap ia akan menjaga rumah majikannya, mengikuti kemana tuannya pergi lalu merengsek manja dikaki majikannya. Amboi, sungguhlah tahu dia caranya membalas budi dengan hanya semangkuk nasi basah dan tulang ikan di dalam piring.

Kawan, berterima kasih serta rasa syukur amatlah penting. Kita dititipi rezeki untuk dibagi. Kita diberikan kesehatan untuk memberi mamfaat. Kita dianugrahi kecerdasan untuk dapat memimpin dan membimbing ke arah yang diridhoi Nya. Hingga pada waktunya nanti kita dapat kembali setelah menebar benih benih yang akan tumbuh menjadi buah buah ranum hingga mampu memberi mamfaat kepada sesama.

Rabu, 13 April 2016

Mulailah

Kenapa selalu menunda......

Kadang kala kita begitu terpaku pada satu hal dan melupakan hal penting lainnya. Lain waktu kita merasa begitu tidak berselera terhadap apapun dan memilih menimbunkan kepala dibantal seraya mendengar tik tok jam dinding. Ah apakah engkau juga merasakannya?

Perasaan hampa kadang kala menyergap jiwa. Saat diri merasa belum memaksimalkan apa apa. Lalu sesuatu membangkitkan cerita lama. Cerita tentang mimpi mimpi yang belum terlaksana. Sembari melihat foto lama dan album album berdebu. Terasa hangat, air mata itu meleleh begitu saja. Masih ada bukit yang harus didaki.

Pikiranku melayang seakan aku masih dengan wajah yang polos itu, mengatakan dengan lantang sesuatu yang aku inginkan. Lalu di masa selanjutnya keinginan itu berubah dan hanya kebimbangan yang tersisa.

Katanya, segala sesuatu tidak ada yang kebetulan. Aku bertemu mereka, bertemu dia sampai aku bertemu kamu adalah suratan yang sudah ditentukan. Waktu waktu yang sudah berjalan tak dapat ditarik maupun diulang. Kita melakukannya sekarang, nanti, besok, lusa, atau tidak sama sekali adalah pilihan. Saya pikir menunda adalah sesuatu hal yang melumpuhkan, bayangkan saja, kita dibuat terlena sesaat lalu berkejar kejaran di waktu selanjutnya. Membuat nafas lebih sesak dan detak nadi yang meningkat.

Kenapa harus menunda?
Semakin cepat semakin baik
Kamu sangat paham akan hal itu
Jika kamu yakin bisa mencapainya
Atau keraguan menyergapmu.
Hanya ada satu cara,

"MULAILAH"

Selasa, 15 Maret 2016

Ketenangan pikiran tidak akan tercapai melainkan dengan menerima kemungkinan yang terburuk


Seringkali sahabat, kita terbelenggu oleh jalan pikiran kita sendiri, kita sibuk mengerjakan ini itu, pergi kesini dan kesitu lalu akhirnya terpuruk pada pikiran yang tak menentu. Tak ada fokus. Gamblang terasa serta hampa.

Jika kita sibuk untuk melakukan segala hal tanpa tujuan yang jelas, kapankah kita mulai mencapai ketenangan dan kebaikan diri?

Kawan, dalam hidup ini, kita tidak tahu bagaimana jalan nasib berbicara namun kita dapat mengontrolnya. Stephan J.covey mengemukakan tentang PRINSIP 90/10.

Bagaimana prinsip 90/10 itu ?

- Sepuluh persen dari hidup kita terjadi karena apa yang langsung kita alami.

- Sembilan puluh persen dari hidup kita ditentukan dari cara kita bereaksi.

Apa maksudnya ?
Anda tidak dapat mengendalikan 10% dari kondisi yang terjadi pada diri anda.

Contohnya :
Anda tidak dapat menghindar dari kemacetan. Pesawat terlambat datang dan hal ini akan mengacaukan seluruh schedule yang telah disusun. Kemacetan telah menghambat seluruh rencana Anda.

Anda tidak dapat mengontrol kondisi 10% ini.


Tetapi beda dengan 90% lainnya. Anda dapat mengontrol yang 90% ini.

Bagaimana caranya? Dari cara reaksi Anda !!

Anda tidak dapat mengontrol lampu merah, tetapi Anda dapat mengontrol reaksi Anda.

Seperti itu pula jalan hidup bekerja, kita mungkin akan menolak segala hal hal buruk yang mungkin akan terjadi. Kita mengatakan seolah olah hal tersebut tidak layak menimpa kita. Tentu semua orang menginginkan segala macam kebaikan, kebahagian, kekayaan mengarah pada dirinya. Namun, ketika hal yang sebaliknya terjadi? Apakah abda akan berlarut larut mengutuki diri lalu berpaling? Atau mulai mencoba untuk menerima segala keadaan dan berusaha mencari jalan terbaik ke kondisi yang anda harapkan.

Ketenangan pikiran tidak akan tercapai melainkan dengan menerima kemungkinan yang terburuk. Tepat rasanya ketika kita ditimpa suatu musibah, hal hal yang tidak sesuai harapan pikiran kita mudah terpengaruh, terbawa emosi lalu bahkan naik pitam. Hal ini ujung ujung tentu memicu permasalahan baru muncul dan membuat anda semakin gelisah. Kondisi yang tidak berbeda juga sering kali terjadi bila kita hanya berharap pada hal baik, baik, baik dan selalu baik. Lupakah kita bahwa setelah siang akan ada malam? Setelah musim hujan akan ada kalanya kekeringan? Bahwa kebaikan dan keburukan adalah peket untuk kefanaan?

Sadarilah kawan, kapanpun dan dimanapun, kita akan selalu dihadapkan pada pilihan. Tenangkan jiwamu, tenangkan fikiranmu, bersihkan hatimu, jalani kehidupan dengan bersandar kepadaNya, mohon petunjukNya dan ingatlah. Kemungkinan kemungkinan adalah proses yang harus dirasakan.

#30DWC hari ke 28

ketenangan pikiran tidak akan tercapai melainkan dengan menerima kemungkinan yang terburuk


Seringkali sahabat, kita terbelenggu oleh jalan pikiran kita sendiri, kita sibuk mengerjakan ini itu, pergi kesini dan kesitu lalu akhirnya terpuruk pada pikiran yang tak menentu. Tak ada fokus. Gamblang terasa serta hampa.

Jika kita sibuk untuk melakukan segala hal tanpa tujuan yang jelas, kapankah kita mulai mencapai ketenangan dan kebaikan diri?

Kawan, dalam hidup ini, kita tidak tahu bagaimana jalan nasib berbicara namun kita dapat mengontrolnya. Stephan J.covey mengemukakan tentang PRINSIP 90/10.

Bagaimana prinsip 90/10 itu ?

- Sepuluh persen dari hidup kita terjadi karena apa yang langsung kita alami.

- Sembilan puluh persen dari hidup kita ditentukan dari cara kita bereaksi.

Apa maksudnya ?
Anda tidak dapat mengendalikan 10% dari kondisi yang terjadi pada diri anda.

Contohnya :
Anda tidak dapat menghindar dari kemacetan. Pesawat terlambat datang dan hal ini akan mengacaukan seluruh schedule yang telah disusun. Kemacetan telah menghambat seluruh rencana Anda.

Anda tidak dapat mengontrol kondisi 10% ini.


Tetapi beda dengan 90% lainnya. Anda dapat mengontrol yang 90% ini.

Bagaimana caranya? Dari cara reaksi Anda !!

Anda tidak dapat mengontrol lampu merah, tetapi Anda dapat mengontrol reaksi Anda.

Seperti itu pula jalan hidup bekerja, kita mungkin akan menolak segala hal hal buruk yang mungkin akan terjadi. Kita mengatakan seolah olah hal tersebut tidak layak menimpa kita. Tentu semua orang menginginkan segala macam kebaikan, kebahagian, kekayaan mengarah pada dirinya. Namun, ketika hal yang sebaliknya terjadi? Apakah abda akan berlarut larut mengutuki diri lalu berpaling? Atau mulai mencoba untuk menerima segala keadaan dan berusaha mencari jalan terbaik ke kondisi yang anda harapkan.

Ketenangan pikiran tidak akan tercapai melainkan dengan menerima kemungkinan yang terburuk. Tepat rasanya ketika kita ditimpa suatu musibah, hal hal yang tidak sesuai harapan pikiran kita mudah terpengaruh, terbawa emosi lalu bahkan naik pitam. Hal ini ujung ujung tentu memicu permasalahan baru muncul dan membuat anda semakin gelisah. Kondisi yang tidak berbeda juga sering kali terjadi bila kita hanya berharap pada hal baik, baik, baik dan selalu baik. Lupakah kita bahwa setelah siang akan ada malam? Setelah musim hujan akan ada kalanya kekeringan? Bahwa kebaikan dan keburukan adalah peket untuk kefanaan?

Sadarilah kawan, kapanpun dan dimanapun, kita akan selalu dihadapkan pada pilihan. Tenangkan jiwamu, tenangkan fikiranmu, bersihkan hatimu, jalani kehidupan dengan bersandar kepadaNya, mohon petunjukNya dan ingatlah. Kemungkinan kemungkinan adalah proses yang harus dirasakan.

#30DWC hari ke 28

Mau Jadi Orang Besar? Mana Tanggungan Anda


Siang hari ini saya dan beberapa teman berkesempatan menghadiri sebuah seminar di gedung Bkkbn provinsi Riau, yang dibawakan oleh Prof. Abdul Basit, M.Sc. seorang motivator ulung yang telah malang melintang dan telah membawakan motivasi diberbagai daerah di Indonesia. Meskipun agak terlambat mengikuti jalannya seminar, saya dapat mengambil beberapa point penting dari ilmu yan beliau sampaikan siang ini, yakni tentang:

"Untuk menjadi orang besar selalu disertai dengan beban dan tanggung jawab yang besar juga"

Sahabatku, intisari dari kalimat diatas ialah bahwa, setiap orang yang telah mencapai sebutlah dengan istilah "aktualisasi diri" adalah orang orang yang tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan biologis, fisiologis semata namun juga pada tingkat yang lebih hakiki yakni tingkat aktualisasi, sebagaimana yang telah diungkap maslow dalam teori need nya.
Atau dengan kata lain Aktualisasi diri mendorong manusia sampai kepada pengembangan yang optimal dan menghasilkan ciri unik manusia seperti kreativitas, inovasi, dan lain-lain. Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :

1.Kebutuhan fisiologis atau dasar
2.Kebutuhan akan rasa aman
3.Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
4.Kebutuhan untuk dihargai
5.Kebutuhan untuk aktualisasi diri

Kembali ke inti tadi, ketika kita ditanya sebuah pertanyaan sederhana yang berbunyi:
"Anda Mau jadi orang besar atau orang kecil?" maka dengan lantang kita menjawab: "saya mau jadi orang BESAR" Lalu ketika dilontarkan lagi pertanyaan selanjutnya, Kalau mau jadi orang besar, mana beban anda? Lalu, semerta merta kita terdiam seribu bahasa. Lalu sesungguhnya, apa yang dimaksud dengan beban disini? Ayo kita kupas pada alinea berikutnya.

Beban yang dimaksud dalam konteks diatas adalah tanggungan. Kita semua tentu punya tanggungan. Coba ibaratkanlah kita adalah orang tua yang mempunyai anak anak yang harus dibiayai kehidupannya hingga dia mandiri. Pertanyaan klasiknya adalah, anak adalah tanggungan orang tua, dan anak otomatis menjadi "beban" dari orang tua sendiri. Benar adanya hal tersebut, namun, untuk menjadi orang besar tentu butuh beban yang besar. Sudahkah anda faham maksud saya diatas? Jika belum saya akan memberikan analogi lainnya,

" Ade Rai adalah salah seorang binaragawan yang mempunyai bentuk otot yang memukau. Bagaimana ade rai dapat memiliki otot otot yang demikian tangguhnya? Jawabannya adalah karena latihan yang konsisten. Sehinggapun apabila bentuk tubuh yang diingin ade rai telah terbentuk sempurna. Ia tetap harus menjaga massa ototnya dengan latihan yang rutin dan pola makan yang teratur".

Sahabat, dari cerita diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa: untuk menjadi orang besar, juga diperlukan beban yang besar. Hidup yang cuma sekali, sungguh merugi untuk menyia-nyiakan. Jangan jadi umumnya namun jadilah yang luar biasa yang menginspirasi.

Pak prof. Menceritakan tentang beberapa orang yang mendarma baktikan hidupnya untuk memberikan banyak manfaat kepada sesama. Mereka terdorong hatinya untuk membagikan kebahagian kepada anak anak yatim dan piatu yang sangat memerlukan kasih sayang dan perlindungan. Anak anak yang mengantarkan orang tua angkatnya ke posisi yang sangat mulia karena mampu menjadi Seorang Yang BESAR dengan beban yang juga besar. Hati nurani mereka tergerak untuk memberikan mereka tempat berlindung dan menjadikannya sumber kebaikan. Jika orang tua menafkahi anak mereka yang memang menjadi beban tanggung jawab mereka, maka hal itu adalah wajib hukumnya. Sementara orang orang yang mengabdikan hidupnya pada sesama adalah orang orang yang menjadi besar dengan tanggungan besar. Orang orang ini mengasuh puluhan hingga ribuan anak yatim, piatu dan anak anak terlantar untuk dirawat sebagaimana anak mereka sendiri. Sungguh mulia hati mereka, dan Tuhan lah yang mampu membalasnya.

Mari sama sama kita benahi diri, menjadikan hidup kita lebih bermakna dan hakiki dengan senantiasa menolong sesama.

So, anda mau jadi orang besar? Mana tanggungan anda...

#30DWC hari ke 30




Senin, 14 Maret 2016

karena syukur itu lebih nikmat dari nikmat itu sendiri

Assalamualaikum wr.wb
Apa kabar sahabat, semoga selalu diberi limpahan rakhmat dan karunia dari Allah SWT, aamiin

Karena syukur itu lebih nikmat dari nikmat itu sendiri

Bersyukur adalah jalan terbaik dan terpuji yang dapat kita tempuh sebagai hamba yang taat dan ummat yang beragama. Syukur menandakan rasa berterima kasih atas ketetapan Allah kepada hambanya. Syukur menguatkan fitrah manusia kepada penciptaNya.

Manusia yang diberi amanah sebagai pemimpin dimuka bumi, dilimpahiNya dengan nikmat dan karunia yang tiada banding hitunganNya. Sejak manusia masih belum dicipkan, hingga ditiupkan ruh kedalam jasad yang dikandungan ibunya, lalu dia lahir kedunia, membuka kedua matanya dan mulai menangis tanda bermulanya kehidupannya sebagai seorang insan manusia , sebaik baik ciptaanNya.

Nikmat mengalir bagaikan mata air yang tak pernah kering, bagaikan ronanya matahari sepanjang hari dan bagaikan pepohonan yang terus bertumbuh. Begitu luas nikmat yang telah dibentangkannya kepada seluruh makhlukNya. Kita mereguk kesejukan dari belas kasihNya.

Analogikanlah begini, Ketika seorang teman datang memberi sebungkus hadiah. Dengan muka yang dihiasi senyum kita haturkan terima kasih padanya. Ketika yang lain datang membawakan semangkuk sup dipagi hari, alangkah berbinarnya muka kita. Namun, ketika Allah dengan segenap kasih mencurahkan nikmat yang tidak terhitung banyak dan nilainya setiap detik hidupmu. Alangkah tidak pantasnya kita mengabaikannya dengan dunia dan lupa pada syukur kehadirat sang pencipta.

Syukur bukan hanya berarti kita panjatkan ketika semuanya secara sempurna kita terima. Syukur itu tidak terbatas pada apapun, karena kasihNya tidak terhalang sedikitpun. Setiap waktu kita merasai nikmat yang sesungguhnya, kesyukuran akan kenikmatan yang tiada bandingnya.

Apapun yang diberikan Tuhan adalah yang terbaik bagi hambanya, tiada takaran yang sedikitpun berat sebelah, semua dalam takaran keadilan. Nikmat itu jauh lebih nikmat dengan adanya rasa syukur. Walau pada satu hal kita dikurangkannya. Pada hal lain kita dilebihkannya. Timbangan yang selalu mengarah pada kebenaran. Rasa syukur akan mengantarkan kita kederajat yang lebih mulia. Dalam firmannya jelas jelas Allah telah mengatakan:

" barang siapa yang bersyukur akan nikmatku maka akan aku tambah, dan siapa yang ingkar, ingatlah azabku sangatnya pedih"

Karena syukur itu lebih nikmat dari nikmat itu sendiri
#30DWC hari ke 29