Sabtu, 17 Februari 2018

Madrasah Relawan Regional Riau (Muda Menebar Mamfaat)


Madrasah relawan adalah kegiatan sosial dibawah naungan Laznas Dewan Dakwah. Madrasah relawan secara nasional telah dilakukan kali ke enam di berbagai provinsi di Indonesia. Pada tahun 2018 ini, Riau secara perdana melaksanakan program Madrasah Relawan. Selain di Riau ada 8 provinsi lainnya yang juga mengadakan kegiatan serupa yakni, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Barat, Lampung, Banten, Bali dan NTT. Kegiatan madrasah relawan dilaksanakan secara serentak di 9 provinsi pada tanggal 8-11 Februari 2018 yang bertempat di desa yang menjadi target kegiatan di masing-masing provinsi.


Muda menebar manfaat adalah tema yang diusung pada kegiatan madrasah relawan tahun ini. Hal ini sangat sesuai dengan target pelaksanaan Madrasah Relawan dimana peserta dari kegiatan ini adalah anak muda dengan keinginan untuk menebar kebaikan. Menjadi salah satu peserta di Madrasah Relawan pertama di Riau memberi saya rasa senang karena disatu sisi saya bisa bergabung dengan teman-teman yang se-visi untuk berbagi kebaikan, namun disisi lain juga sekaligus sedih karena ternyata disekeliling kita banyak saudara kita yang membutuhkan pertolongan.
.

Pelaksanaan Madrasah relawan regional Riau bertempat di desa Bukit Jamin, Kelurahan Tuah Negeri, kecamatan tenayan raya, Pekanbaru. Saya pribadi baru pertama kali menjejakan kaki didesa ini. Terletak tidak jauh dari pusat kota Pekanbaru, desa ini memberi gambaran berbeda tentang wajah Pekanbaru yang biasa kita kenal. Syukur saya panjatkan karena dengan adanya kegiatan Madrasah Relawan ini, saya bisa bisa sampai disana dan berbaur dengan masyarakatnya. Desa ini unik, secara umum dapat saya gambarkan bahwa desa ini berbeda dari kebanyakan desa di Pekanbaru. Mungkin kita mengenal Pekanbaru sebagai daerah dataran rendah dengan jalanan yang datar. Namun didesa ini kita akan menjumpai jalanan yang turun naik serta berbukit. Komposisi tanahnya secara umum adalah liat sehingga tidak heran kalau sebagian besar mata pencaharian penduduk di desa Bukit Jamin adalah pembuat batu bata. Nama desa ini pun unik ketika kami tanya tentang asal usul penamaan “Jamin” masyarakat sekitar mengatakan penamaan desa ini disebut sebagai Jamin karena sebagian besar penduduk disana adalah pendatang dari  Jawa dan Minang, jadi Jamin berarti singkatan “Jawa Minang”. Walaupun secara konteksnya juga terdapat suku lainnya yang mendiami desa ini yakni nias dan batak.
.

Tidak lengkap rasanya jika saya tidak menceritakan kisah perjalanan kami di desa Bukit Jamin. Selama 4 hari melaksanakan kegiatan Madrasah relawan kami belajar banyak hal mulai dari pelatihan relawan, focus grup discussion, team building, motivasi, hingga rihlah. Namun sesungguhnya secara tidak langsung kami diajarkan lebih banyak hal tentang makna hidup. Masyarakat disini nampaknya begitu legowo untuk menjalani kehidupan. Dataran liat yang mereka tempati dengan jalanan turun naik tidak menyurutkan semangat ana-anak untuk tetap bersekolah. Di desa ini tidak ada satupun berdiri bangunan sekolah. Untuk sekolah baik di jenjang SD sampai SMA anak-anak harus mengendarai kenderaan keluar kampung. Melewati jalan yang begelombang, turun naik serta berbukit. Alhamdulillah kegiatan Madrasah Relawan juga membantu masyarakat dalam pengadaan air bersih dan MCK. Di desa ini jarang sekali masyarakat yang mempunyai MCK pribadi di rumahnya. Untuk mandi, cuci piring dan menyuci baju pun beberapa warga harus menumpang kerumah tetangga. Warga mengatakan kalau bantuan pengadaan air bersih sudah pernah ada tapi tidak mencukupi untuk keseluruhan kebutuhan warga. Alhamdulillah di tahun 2013 listrik sudah mulai dirasakan masyarakat hingga saat ini, sebelumnya listrik masyarakat bergantung pada mesin ginset dan lampu minyak tanah.

.
Selama pelaksanaan kegiatan Madrasah Relawan di desa Bukit Jamin, kami bersama sama saling berbagi tugas, membantu masyarakat dalam membangun MCK dan sumur bor. Dilain waktu kami bersama-sama mengajar anak-anak mengaji di musholla, mengadakan edukasi PHBS (pola hidup bersih dan sehat) kepada masyarakat sekitar, mengadakan pengobatan gratis yang bekerjasama dengan pihak kesehatan, fun games untuk anak-anak, dan lain kegiatan lainnya.



.
Kami berkesempatan untuk berbaur langsung dengan masyarakat, bercerita dan lebih banyak mendengarkan. Menjadi pendengar yang baik untuk setiap alur cerita yang disampaikan. Mendengarkan keluh kesah mereka untuk lebih diperhatikan. Akses jalan yang buruk mrnjadi topik utama setiap kali kami menanyakan apa hal utama yang dibutuhkan masyarakat. Keinginan masyarakat untuk mempunyai akses jalan yang memadai menjadi harapan di setiap ujung pembicaraan. Mereka juga bercerita tentang fluktuasinya harga batu bata yang mereka hasilkan. Bayangkan saja ketika harganya sedang turun harga satu keping batu bata hanya dihargai 250,00 perak. Harga ini ditentukan oleh pihak pemborong. Namun, hal luar biasa yang saya lihat di desa ini adalah rasa semangat untuk terus berjuang demi keluarga. Baik kepala keluarga (Bapak) bekerja di lumbung batu bata begitupun ibu juga membantu suami bekerja di lumbung setelah mengurus rumah. Begitulah hari-hari dijalani dengan tetap diiringi derai tawa anak-anak. Hal utama yang saya petik dari kehidupan di desa ini adalah tentang rasa syukur dan tetap berusaha melakukan yang terbaik. Insya Allah selama satu tahun kedepan desa Bukit Jamin akan menjadi desa binaan untuk penyelenggaraan kegiatan Madrasah Relawan Riau, doakan kami supaya bisa mengemban amanah dan bermamfaat bagi sesama. Aamiin.



Kampar, 17 Februari 2018