Senin, 22 Februari 2016

diet sampah plastik yok yank

Diet sampah plastik yok yank

Dalam rangka memperingati hari sampah nasional 21 februari kemaren, kami memperingatinya dengan kampanye di car free day pekanbaru dan membuat janji mulai dari diri sendiri dan memviruskannya kepada orang lain untuk menghemat penggunaan sampah khususnya sampah plastik, memilah sampah sesuai bahannya serta menempatkannya pada tempatnya masing masing. Dalam hal ini, mungkin lebih baik untuk tidak menggunakan kata "membuang" sampah pada tempatnya. Karena kata ini akan menimbulkan makna ganda dan sering disalah artikan sebagai membuang sampah pada tempatnya tersebut secara serampangan. Bisa di tempat dia makan, di jalanan, kebun, halaman dan sebagainya, sebuah perilaku yang sangat tidak dianjurkan, bukan? Maklum banyak sekali diantara kita yang sering memplesetkan kata.

Kembali lagi ke topik utama tentang tema "diet plastik". Menurut saya pribadi hal ini sangat penting, bukankah kebersihan adalah pangkal kesehatan, separoh dari iman dan lain sebagainya, slogan slogan yang umum sekali kita dengar. Namun belum dapat dikerjakan secara maksimal dan selayaknya.

Katika saya pergi kepasar hari ini, saya memperhatikan sekeliling, tentang riuhnya pasar, hiruk pikuknya transaksi jual beli, dan sebagainya, tak luput juga saya memperhatikan banyak sekali kantong kantong plastik atau yang lebih dikenal " kresek" berserakan disini, mulai dari yang warnanya hitam, hijau, putih, kuning, macam pelangi saja, cuma pelangi dalam bentuk sampah. Saya pun mau tak mau menggunakan karena tak membawa kantong ataupun tas berbahan kain besar dari rumah, sempat saya berbincang pada seorang pedagang, " pak, sebaiknya kita tidak boleh menggunakan banyak plastik, karena dapat mencemari lingkungan" lalu pedagang itu menjawab: plastik kan memang kebutuhan kami sebagai pedagang. Lalu saya terdiam, mungkin kita harus memberikan pengertian lebih mengena dengan memulai dari diri sendiri.

Ngomong-ngomong dengan diet plastik, mungkin ini adalah hal yang cukup sulit, karena kita sudah terbiasa dan membiasakan diri menghinakannya. Pergi berbelanja ke kedai beli sebungkus mie instan, lalu kita dikasih plastik atau penjual memberi kita percuma dan kalau sang penjual tidak memberi plastik atau lupa kita malah minta "pak kantong plastiknya mana" padahal kita bisa memegangnya atau memasukkan dalam tas atau jok kenderaan. Sebuah contoh sederhana yang sering sekali kita jumpai. namun tak mustahil merubah kebiasaan bila kita menyadari akan dampak dan kelangsungan lingkungan hidup kedepannya. Dengan Memperingati hari sampah nasional bukan berarti hanya menghargai lingkungan hanya sehari, ber uporia dengan tindakan sekejap, namun, hal tersebut juga harus dilandasi dengan hati, memulai dari hari ini, besok, lusa dan seterusnya. Kalau tidak kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi, yoook bareng-bareng, bersama kita bisa, iya... Kita...

Diet sampah plastik yuk yank #30DWC hari ke 8 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar