Selasa, 23 Februari 2016

Tentang Aku dan Banjir

Dalam banjir


Cerita ini berasal dari pengalamanku sendiri, pengalaman yang membuatku berfikir tentang hal yang berbeda yang dahulunya aku anggap biasa.

Pernahkah aliran air yang deras dan dengan cepatnya mengisi ruang rumahmu sahabat? Inilah kali pertama hal tersebut menimpa diriku, keluargaku dan sebagian besar masyarakat didaerahku, tepatnya di kampar. Dulunya, aku menganggap enteng tentang musibah banjir yang melanda sebagian wilayah di Indonesi kala musim penghujan tiba. Aku pun tak pernah sekalipun membayangkan bagaimana kondisi mereka disana, harus terkepung air berhari hari lamanya, kesulitan melakukan aktivitas bahkan kesulitan untuk makan, sama sekali tak terlintas di pikiranku, sampai aku meradakannya sendiri.

Ini adalah kali pertama aku menghadapi situasi ini dan parahnya aku tak bersama keluargaku saat musibah ini terjadi, aku terkepung di rumah seorang sahabat, selapas kami pergi mengunjungi salah satu destinasi wisata dan malamnya aku memutuskan menginap dirumahnya karena hujan yang lebat dan mengizinkan aku pulang. Aku menelpon ayah, kukatakan aku akan menginap disana, ayah bilang, malam itu pihak PLTA akan melepas 5 pintu air dan menghimbau warga agar waspada. Sebelumnya memang didaerahnya kami sungai kampar juga meluap karena PLTA tak mampu mrnampung debit air yang kian menambah mengingat musim hujan yang terjadi namun, aku tetap tenang karena air tak pernah masuk rumah sejak PLTA didirikan sebelum tahun 2000 an. Makanya ketika ayah bilang himbauan tersebut, aku tenang tenang saja, ku pikir, ah itu cuma omong kosong belaka, tak mungkin banjir besar akan datang, toh selama ini debit air masih terkendali.

Setelah itu, aku dengan pulasnya dirumah teman ku. Hingga tiba tiba sekitar jam 02.30 dini hari aku terbangun karena suara kasak kusuk di luar kamar. Kami membuka jendela dan ternyata air sudah mencapai halaman rumah, lalu kami keluar ke ruang tamu dan lama, air dengan cepatnya menggenangi setiap sudut rumah. Rasanya seperti masih bermimpi namun, kutahu ini hal yang harus kuhadapi. Tanpa berfikir panjang, aku membantu teman ku dan keluarganya memindahkan barang2 ketempat yang lebih tinggi, setengah jam kemudian air sudah menggenangi rumah sebatas pinggang orang dewasa, alirannya begitu deras dan terasa dingin. Sesaat aku terpaku melihat keadaan, lalu tiba tiba terfikir keadaan keluarga dirumah, bagaimana kondisi disana sekarang, apakah kondisinya sama dengan yang kuhadapi, pikiranku melayang. Kuputuskan untuk menelpon kerumah, ayah bilang air belum memasuki rumah, dan disana kondisinya masih aman. Lalu cukup tenang, setidaknya mereka baik baik saja disana, sampai aku tahu pada siang harinya air memasuki rumahku, dan ayah, ibu dan adik-adikku mengungsi. Dan hal yang membuat ku tercengang, mereka mengungsi di salah satu gubuk yang ada di kebun kami karena disana daratannya cukup tinggi dan terjangkau air. Disana cukup aman dan nyaman walau gubuk itu kecil namun tetap merupakan pilihan baik yang bisa diambil.
Aku menjalani hari hariku ditengah banjir. Ada satu hal yang terluput dari perhatian kami ketika sedang sibuk sibuknya mengungsikan barang, yaitu sepeda motor. Air sudah meninggi ketika kami sadar bahwa motor belum diselamatkan. Dengan segera kami memindahkan sepeda motor ketempat yang lebih tinggi, namun apa mau dikata, air mencapai tempat tersebut dan merendam motor tersebut, 5 unit sepeda motor plus 1 unit sepeda motor milikku ditelan banjir. Aku bisikkan pada motorku sebelum mengungsi ke salah satu rumah warga yang lebih tinggi agar dia baik baik disana. Kugembok motorku agar dia tetap menunggu disana hingga air surut nantinya, memang agak dramatis tapi begitulah adanya.

Keadaan rumah terendam banjir, kami mengungsi, barang2 basah, tidak bisa kemana-mana, listrik nya padam serta sedikit menahan lapar adalah sekelumit hal yang harus kami hadapi saat itu, aku hanya bisa berdoa, "Tuhan semoga musibah banjir ini cepat usai, aku ingin segera pulang kerumah" begitu pintaku....
Bersambung...

Cerita ku tentang banjir belum selesai, yok ikuti kelanjutannya di post berikutnya, pantengin terus yang kawan #30DWC hari ke 9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar